STORYTELLING GAYA STEVE JOB
Sebagai Baby Boomer, saya merasa kaset adalah benda yang paling top yang pernah diciptakan di dunia. Namun, ketika ada benda yang namanya Compact Disc, saya langsung cepat pindah haluan. Milih lagu jadi lebih cepat, ketimbang rewind-forward kaset.
Tapi, ketika ada gosip tentang Ipod, saya yakin bahwa saya tidak akan beli Ipod. Siapa sih yang perlu menyimpan lagu sampai ribuan? Tapi ketika saya nonton keynote speech Steve Job storytelling tentang produk Ipod, saya mendadak ingin sekali punya Ipod.
Steve Job tidak saja seorang pencipta produk, ia pun jago jualan. Ia mampu mengemas storytelling yang menarik dalam menawarkan produknya. Steve Job hanya mengatakan, bahwa semua koleksi musik favorit kita, bisa dimasukkan dalam kantong baju. Inilah namanya “storytelling”. Saya langsung membayangkan koleksi kaset dan CD saya, dimasukkan dalam kantong kemeja saya. Wow!
Ini boleh dicontek ketika kalian menawarkan produk kalian. Jangan berpanjang-panjang dengan kalimat. Karena malah buat pembeli ngantuk. Tidak perlu repot menerangkan kehebatannya. Pembeli malah sebel. Jadi bagaimana?
Pikirkan storytelling yang sering pembeli hadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Mendadak harus ke kawinan, tapi gak punya baju!
Lagi diet kalori, tapi males bawa bekal dari rumah!
Kata dokter kurang makan sayur, tapi gak punya waktu masak sayur tiap hari!
Carilah cuplikan-cuplikan storytelling yang tajam, dimana jawabannya adalah produk kalian. Produk kalian jadi “hero” nya, yang bisa bantu kehidupan pembeli. Steve Job mengatakan, ketika harus perjalanan darat ke luar kota, masa harus mendengarkan 12 lagu saja? Bayangkan semua koleksi lagu, ada dikantong kamu!
Nah, itu yang saya maksud!
Jangan pernah ragu, menggali cerita pembeli dengan langsung bertanya pada pembeli tentang kehidupan mereka. Karena dari merekalah, kalian bisa menciptakan storytelling pendek, tapi tajam!