MOTIVASI KERJA & STORYTELLING
Diawal pandemi 2020, semua perusahaan menurunkan produktivitasnya. Setidaknya itu yang saya pikir. Hanya keponakan perempuan saya yang tetap giat bekerja. Hampir tiap hari ia tetap berangkat ke kantor. Keluarga kesal, karena berbahaya bekerja disaat Covid sedang meradang. Saya pun mulai google nama perusahaan garmen tersebut. Perusahaan kecil, tapi mampu buat keponakan saya kerja giat banget! Kenapa ya?
Penasaran, iseng saya tanya, “Emang ga boleh WFH?” Keponakan saya menjawab dengan lugas, bahwa dia bukan kerja. Tapi, dia menyelamatkan dunia. Wow banget sih… denger jawabannya.
Keponakan saya bekerja disebuah perusahaan garmen dengan visi, “Saving The World By Recycling Your Fashion Stuffs”. Perusahaan garmen ini berkonsep daur ulang baju bekas, supaya tidak ada sampah garmen.
Sang pemilik garmen, seorang wanita penyintas kanker. Ketika dia dinyatakan sehat, ia mulai buka usaha garmen. Ia merasa, kanker yang diderita nya disebabkan dunia sudah kotor, polusi tinggi dan hidup dengan stress. Dengan sabar, ia selalu “storytelling” visinya pada pegawainya, bahwa ini bukan hanya kerja mendaur ulang fashion. Tapi menyelamatkan dunia dari sampah.
Storytelling ini masuk dalam kepala keponakan saya. Outputnya, semua staff bekerja dengan “purpose” baru, karena paham visi. Mereka pun bangga jadi bagian dari gerakan tersebut.
Banyak perusahaan besar di Indonesia yang pegawainya tidak tahu visi perusahaannya. Padahal ditulis besar di lobi kantor. Ada yang tahu, tapi sudah lupa. Ada yang hafal, tapi tidak tahu harapan perusahaan pada dirinya. Leader tidak sempat “storytelling” visi mereka. Terlalu sibuk mengamati angka penjualan. Anak buah, berjalan dalam gelap. Kerja jadi stress. Bawaannya perlu healing terus.
The Power of Storytelling, buat keponakan saya kerja keras dengan ikhlas karena punya tujuan baru dalam hidupnya.