Dongeng dari NTT, Kisah Anak Kucing yang Ingin Mengganti Ibunya
Pendongeng Profesional Poetri Soehendro menceritakan salah satu dongeng andalannya. Yakni dongeng tentang anak kucing yang berusaha mengganti ibunya yang selalu membuatnya kesal.
Dongeng ini ternyata cerita klasik dari Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Poetri Soehendro mengaku ada seorang ayah yang menjadikan cerita ini sebagai ‘hadiah’ untuk anaknya di hari ibu.
“Jadi, ada seorang bapak-bapak yang cerita ke saya. Ia selalu setiap tahun menceritakan kisah anak kucing ini di hari ibu untuk memberitahu anaknya betapa sang ibu itu adalah orang yang paling hebat di hidup seorang anak,” ungkap Poetri pada Okezone beberapa waktu lalu.
Nah, dongeng ini ternyata tanpa ia sadari menjadi sesuatu yang spesial untuk orang lain. Bahkan, menjadi tradisi yang terus dipelihara oleh orang lain. So, apakah Anda penasaran mau membacanya juga?
Pada suatu hari, ada seekor anak kucing yang ingin mengganti ibunya karena baginya, ibunya itu bawel. Selalu membuatnya kesal.
Usaha si anak kucing ini pun serius sekali. Pertama, ia mendatangi matahari. Secara lantang, si anak kucing itu bertanya ke matahari, “Kamu mau nggak jadi ibu aku? Kamu kan kuat.”
Permintaan si anak kucing ditolak matahari dengan jawaban, “Tidak, aku tidak kuat. Ada awan hitam yang bisa mengalahkanku.” Mendengar jawaban matahari, anak kucing pun mencari awan hitam.
Berhasil, ia bertemu dengan awan hitam dan kembali mengajukan permintaan. “Hey awan hitam! Kata matahri, kamu lebih kuat. Maukah kamu jadi ibuku?” pinta si anak kucing lagi.
Apa jawaban si awan hitam? “Tidak, aku tidak lebih kuat dari gunung. Karena, sekali pun diterpa angin atau hujan, gunung tak pernah goyah,” kata awan hitam.
Anak kucing itu pun pergi mencari gunung. Usaha yang tak main-main memang, sampai akhirnya si anak kucing bertemu dengan gunung. Lagi dan lagi, ia meminta pada yang lebih kuat dari awan hitam yaitu gunung untuk bisa menjadi pengganti ibunya.
“Hey gunung, kata awan hitam kamu lebih kuat darinya. Mau kah kau jadi ibuku?” pinta anak kucing tanpa lelah. Gunung pun menolaknya. Sebab, ada tikus yang lebih kuat darinya. “Tikus lebih kuat daripada aku,” ucap gunung.
Anak kucing itu pun kemudian lari mencari tikus. Pergilah si anak kucing itu ke hutan dan ia berhasil bertemu dengan tikus. “Hei tikus, gunung bilang kamu lebih kuat darinya. Mau kamu jadi ibuku?” pinta si anak kucing.
Dan tikus pun menolaknya. Sebab, kucinglah yang lebih kuat daripada dia. “Hai anak kucing, ibu yang kuat adalah seekor kucing. Dia akan mengejar aku supaya aku disantap anaknya,” kata si tikus.
Mendengar apa yang diungkapkan si tikus, anak kucing itu terdiam dan menangis. Ternyata, ibunya sendiri lah yang paling kuat dan ibunya juga yang rela bersusah payah agar dia bisa makan.
“Cerita ini sederhana, tapi ternyata bermakna luar biasa untuk bapak tersebut. Aku jadi sadar sekarang, hal kecil dapat bermakna besar untuk orang lain dan karena itu, aku semakin serius mendongeng untuk bangsa Indonesia,” ucap Poetri.
Muhammad Sukardi, Jurnalis · Senin 10 Februari 2020 19:45 WIB